Wednesday 6 November 2013
PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA
Persebaran flora dan fauna bisa terhambat oleh adanya fenomena-fenomena geosfer , antara lain : gerakan lempeng, perubahan permukaan laut, munculnya pegunungan dan perubahan pola aliran. Pada umumnya faktor-faktor yang mempengaruhi atau menghambat persebaran adalah sebagai berikut : Iklim (Klimatik), keadaan iklim sangat mempengaruhi persebaran flora dan fauna. Unsur-unsur iklim yang menghambat persebaran adalah suhu, curah hujan, kelembapan udara dan angin. Keadaan Tanah (Edafik), kondisi unsur hara tanah, tekstur tanah, tingkat kegemburan tanah, mineral hara, air tanah, (porositas) dan kandungan udara sangat berpengaruh terhadap perkembangbiakkan tumbuhan, sedangkan bagi binatang sanagat berpngaruh pada pola makan. Kondisi Geografis, dapat menjadi pengahambat bagi persebaran flora dan fauna.Tinggi rendahnya permukaan bumi mempengaruhi pola penyinaran matahari. Bentang alam juga dapat menjadi penghambat berypa padang pasir, samudera, sungai dan pegunungan. Faktor Biotik, yang menghambat persebaran bisa dikarenakan ulah anusia ataupun terjadinya perubahan habitat shingga dapat menghambat kelangsungan hidup.
Persebaran Flora di Indonesia
Persebaran flora di Indonesia terbentuk karena adanya peristiwa geologis yang terjadi pada jutaan tahun lalu,yaitu pada masa pencairan es (zaman glasial). Persebaran flora di wilayah Indonesia itu sendiri terbagi dalam 4 kelompok besar wilayah flora Indonesia, yaitu :
a) Wilayah Flora Sumatera-Kalimantan
Tersebar di pulau Sumatera dan kalimantan serta pulau-pulau kecil di sekitarnya (Nias, Enggano,Bangka, Belitung, Kep. Riau, Natuna, Batam, Buton, dll), contoh flora khas yang tumbuh adalah Bunga Bangkai (Raflesia Arnoldi)
b) Wilayah Flora Jawa-Bali
Tersebar di Jawa, Madura, bali dan pulau-pulau kecil disekitarnya (Kepulauan seribu, Kepulauan Karimunjawa). Contoh flora khas yang tumbuh adalah pohon Burohal (Kepel)
c) Wilayah Flora Kepulauan Wallacea
Tersebar di pulau Sulawesi, Timor, Kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara. Contohnya pohon Sagu
d) Wilayah Flora Papua
Meliputi wilayah Papua dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Contoh Flora Khas yang tumbuh adalah Ucalyptus, sama dengan tumbuhan yang tumbuh di daerah Quensland Australia Utara.
Persebaran Fauna di Indonesia
1. Fauna Indonesia Barat
Fauna yang ada di Indonesia barat bertipe Australis atau memiliki kemiripan dengan fauna yang ada di benua Asia. Di sebut juga wilayah fauna dangkalan Sunda. Persebarannya meliputi :
a) Pulau Sumatera dan pulau-pulau kecil disekitarnya (Nias, Enggano, Bangka, Belitung, kepulauan Riau, dll)
b) Pulau jawa dan pulau-pulau kecil disekitarnya(Nusa Kambangan, Nusa Barung, Madura, Kepulauan Seribu, Pulau Vulkan Karakatau, dll).
c) Pulau Kalimantan
d) Pulau Bali
Wilayah fauna Indonesia Barat berbatasan dengan wilayah Indonesia tengah, garis khayal yang membatasinya dinamakan Garis Wallacea.
Beberapa fauna yang terdapat di wilayah Indonesia Barat antara lain :
§ Jenis Mamalia, meliputi gajah, badak bercula satu, tapir, rusa, banteng, kerbau, monyet, orang utan, harimau, tikus, bajing, kelelawar, ajag, landak, kijang dan babi hutan.
§ Jenis Reptil, meliputi buaya, kura-kura, kadal, ualar, tokek, biawak, bunglon dan trenggiling.
§ Jenis Burung, meliputi burung hantu, merek, elang, jalak, kutilang dan berbagai macam unggas.
§ Jenis Serangga, meliputi kumbang badak (kumbang Jawa)
§ Jenis Ikan air tawar, misalnya ikan pesut (lumba-lumba air tawar di sungai Mahakam)
2. Fauna Indonesia Tengah
Wilayah persebaran fauna Indonesia Tengah juga sering disebut dengan wilayah fauna Kepulauan Wallacea atau cukup fauna Wallacea saja. Selain itu juga sering disebut sebagai wilayah fauna peralihan, yaitu wilyah yang memisahkan antara wilayah fauna Indonesia Barat dengan wilayah fauna Indonesia Timur. Wilayah fauna Indonesia Tengah meliputi daerah :
1. Pulau Sulawesi
2. Pulau Timor
3. Kepulauan Nusa Tenggara, seperti Flores, Sumba, Lombok, Komodo, dan pulau-pulau kecil lainnya.
Wilayah fauna Indonesia Tengah terletak diantara Garis Wallace dan garis Weber. Garis Wallace memisahkan wilayah fauna Indonesia Tengah dengan Indonesia Barat. Garis Weber memisahkan wilayah fauna Indonesia Tengah dengan Indonesia timur.
Beberapa jenis fauna yang hidup di wilayah fauna Indonesia Tengah antara lain :
1. Mamalia, meliputi anoa, babi rusa, ikan duyung, kuskus, monyet hitam, beruang tarsius, monyet saba, kuda, sapi, dan banteng.
2. Reptil, meliputi biawak, kura-kura, buaya, ular dan komodo.
3. Amfibia, meliputi katak air, katak pohon, dan katak terbang.
4. Berbagai macam burung, meliputi burun dewata (burung cendrawasih), mandar, maleo, raja udang, burung pemakan lebah, rangkong, kakak tua, nuri dan merpati.
3. Fauna Indonesia Timur
Wilayah fauna Indonesia Timur disbut juga wilayah fauna dangkalan Sahul.Jenis-jenis fauna yang terdapat di wilayah ini bertipe Australis. Maksudnya jenis fauna yang hidup mirip dengan fauna-fauna di Australia.
Persebaran wilayah fauna Indonesia Timur meliputi :
1. Kepulauan maluku dan kepulauan kecil di sekitarnya.
2. Papua (Irian) dan sekitarnya.
Wilayah fauna Indonesia Timur berbatasan dengan wilayah fauna Indonesia tengah dibatasi oleh Garis Weber dan termasuk dalam kelompok fauana dunia zona Australis.
Beberapa jenis fauna Indonesia Timur antara lain :
1. Mamalia, terdiri atas kangguru, walaby, beruang, nokdiak (landak Iran), oposum layang (pemanjat berkantung), kuskus, kangguru pohon, dan kelelawar.
2. Reptilia, terdiri atas buaya, biawak, ular, kadal dan kura-kura.
3. Amfibia, terdiri atas katak pohon, katak terbang dan katak air.
4. Burung, terdiri atas nuri, raja burung, kasuari, cendrawasih dan namudur.
PENGERTIAN LITOSFER
Lapisan kulit bumi sering disebut litosfer,
litosfer berasal dari kata litos = batu, dan sfeer = sphaira = bulatan.
Litosfer merupakan lapisan batuan atau kulit bumi yang mengikuti bentuk bumi
yang bulat dengan ketebalan kutang lebih 1.200 km.
Tebal
kulit bumi tidak merata. Kulit bumi di bagian bumi atau daratan lebih tebal
dari pada di bawah samudera. Bumi tersusun atas beberapa lapisan:
a. Barisfer,
yaitu lapisan inti bumi merupakan bahan padat yang tersusun dari lapisan nife (
niccolum = nikel dan ferrum = besi). Jari-jari kurang lebih 3.470 km
dan batas luarnya ada kurang lebih 2.900 km di bawa h permukaan bumi.
b. Lapisan
Pengantara, yaitum lapisan yang terdapat di atas lapisan nife setebal 1.700 km.
Berat jenisnya rata-rata 5 gr cm3. Lapisan pengantara, disebut juga
asthenosfer (mantle), merupakan bahan cair bersuhu tinggi dan berpilar.
c. Litosfer,
yaitu lapisan yang terletak di atas lapisan pengantara, dengan ketebalan 1.200
km. Berat jenisnya rata-rata 2,8 gr / cm3. Litosfer (kulit bumi) terdiri atas
dua bagian :
1)
Lapisan Sial, yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium
dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Dalam lapisan
ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit, andesit, jenis-jenis batuan
metamorf, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan sial disebut
juga lapisan kerak bersifat padat dan kaku berketebalan rata rata kurang lebih
35 km.
2) Lapisan
Sima, yaitu lapisan kulit bumi yang disusun oleh logam-logam silisium dan
magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO. Lapisan ini mempunyai berat
jenis yang lebih besar daripada lapisan sial karena mengandung besi dan
magnesium, yaitu mineral ferromagnesium dan batuan basalt. Lapisan sima
merupakan bahan yang sifat elastis dan mempunyai ketebalan rata-rata 5 km.
PENGERTIAN BIOSFER
Biosfer adalah bagian luar dari planet Bumi, mencakup udara, daratan, dan air, yang memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung. Dalam pengertian luas menurut geofisiologi, biosfer adalah sistem ekologis global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan antarmereka, termasuk interaksinya dengan unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air), dan atmosfer (udara) Bumi. Bumi hingga sekarang adalah satu-satunya tempat yang diketahui yang mendukung kehidupan. Biosfer dianggap telah berlangsung selama sekitar 3,5 milyar tahun dari 4,5 milyar tahun usia Bumi.
Biosfer merupakan lapisan tipis, hanya 9.000 meter di atas permukaan bumi, beberapa meter di bawah permukaan tanah, dan beberapa ribu meter di bawah permukaan laut. Biosfer merupakan organisasi kehidupan yang sangat kompleks dan hanya dijumpai di planet Bumi dalam Tata Surya, bahkan sampai saat ini belum ditemukan adanya kehidupan di planet lain seperti di bumi.
Gagasan Biosfer pertama kali diutarakan oleh Vladimir Ivanovich Vernadsky (1863–1945), seorang ilmuwan dari Rusia yang menyatakan bahwa Biosfer adalah sebuah sistem kehidupan yang terbuka dan senantiasa berkembang sejak dimulainya sejarah bumi.
Kata Biosfer diambil dari kata bio yang berarti kehidupan dan sphere yang artinya lapisan. jadi Biosfer adalah lapisan tempat tinggal makhluk hidup. Biosfer meliputi lapisanlitosfer, hidrosfer, dan atmosfer.
Setiap makhluk hidup memiliki tempat masing-masing di lapisan biosfer untuk tetap hidup sesuai dengan caranya. Tempat hidup ini disebut habitat. Manusia dan tumbuhan pun memiliki tempat untuk mempertahankan kehidupannya dengan kondisi tertentu di permukaan bumi. Cara yang dilakukan oleh makhluk hidup dalam memanfaatkan lingkungannya untuk mempertahankan hidupnya disebutakuatikadaptasi.
Cagar Biosfer adalah suatu kawasan yang terdiri dari ekosistem asli, ekosistem unik, dan atau ekosistem yang telah mengalami degradasi yang keseluruhan unsur alamnya dilindungi dan dilestarikan bagi kepentingan penelitian dan pendidikan.
· Tujuan pembuatan cagar biosfer
a.Melestarikan keanekaragaman hayati dalam ekosistem alam untuk menjaga keanekaraganan genetika agar proses evolusinya dapat berjalan terus.
b.Menyediakan daerah penelitian ekologi dan lingkungan, baik di dalam maupun di luar cagar biosfer.
c. Menyediakan sarana dan prasarana untuk pendidikan dan latihan.
Wednesday 30 October 2013
SEJARAH PERKEMBANGAN GEOGRAFI
SEJARAH
PERKEMBANGAN GEOGRAFI
Geografi di zaman Yunani
Zaman ini merupakan zaman awal perkembangan ilmu geografi. Ilmu geografi ini timbul karena usaha
untuk mengetahui dari mana atau asal usul dari negeri serta penduduk yang hidup pada zaman tersebut. Ilmu sejarah yang mempunyai seorang tokoh bernama Herodotus sebagai bapak sejarah, mengungkapkan bagaimana seluk beluk keadaan suatu tempat atau topografi serta menerangkan sebab terjadinya. Itulah mengapa Herodotus juga disebut sebagai bapak geografi. Dalam hal ini Herodotus membahas tentang lembah sungai Nil dengan tanahnya yang subur terutama pada daerah delta sungai Nil.
Eratosthenes (176-194 SM) memastikan bahwa bumi berbentuk seperti bola dengan ukuran-ukurannya secara detail. Setelah itu dibentuk susunan garis lintang serta garis bujur bola bumi untuk menentukan letak suatu lautan, negeri, serta tempat lain meskipun masih dalam model yang sederhana sehingga lahirlah peta. Dengan adanya perubahan pola cuaca dan perbedaan iklim maka disusun sistem permusiman berdasarkan garis lintang serta garis bujur tersebut iklim digolongkan menjadi beberapa macam.
Geografi di zaman Romawi
Perkembangan ilmu geografi yang diwariskan dari zaman Yunani ini melahirkan geografi kuno yang dipelopori oleh Strabo (64 SM – 20M) yang menulis buku Geographia. Buku tersebut berisi tentang uraian tentang dunia beserta isinya.
Tokoh lain yang berperan pada zaman ini adalah Ptolomeus yang membahas tentang aspek matematis dalam geografi dan kemudian menerapkannya pada peta dan lokasinya. Posidonius kemudian berusaha lebih teliti dari Eratothenes dalam menentukan keliling bumi yang akhirnya diperoleh ukurannya hanya berselisih 7000 mil dari ukuran sekarang.
Makalah Geografi "ANTROPOSFER"
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Minat terhadap masalah pendudukan telah berkembang di Indonesia. Masalah penduduk saat ini menjadi sangat penting, karena masalah yang timbul sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk mengundang tuntutan-tuntutan yang lebih besar lagi. Tuntutan tersebut menyangkut kelangsungan hidupnya.
Pertumbuhan penduduk yang cepat menyebabkan timbulnya masalah-masalah yang menyangkut segi social, ekonomi, politik, bahkan kebudayaan. Dalam uraian ini akan dijelaskan mengenai kependudukan, baik itu pengertian dasar kependudukan sebagai factor bertambah dan berkurangnya penduduk, serta masalah kependudukan yaitu masalah yang timbul dari pertumbuhan penduduk itu sendiri, termasuk keadaan Indonesia
Geografi sebagai ilmu pengetahuan yang pernah disebut sebagai induk ilmu pengetahuan (mother of sciences) mengalami pasang-surut peranannya untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan.
Antroposfer adalah salah satu obyek material dari kajian geografi yang membahas mengenai dinamika manusia yang meliputi kelahiran, kematian, dan migrasi. Antroposfer mempelajari tentang kondisi demografis suatu wilayah yang meliputi jumlah penduduk, kepadatan penduduk, pertumbuhan penduduk, dan lain-lain. Pengertian yang diperkenalkan oleh Eratosthenes, geografi merupakan ilmu yang mendeskripsikan manusia dengan lingkungan alam di wilayah-wilayah tertentu berdasarkan data dan informasi yang diperoleh. Pengkajian geografi berkaitan dengan aspek alam tentang tempat terjadinya gejala dan aspek manusia penghuni alam tersebut. Karl Ritter menyatakan bahwa geografi mempelajari bumi sebagai tempat tinggal manusia. Pengertian tersebut sudah termasuk aktivitas manusia untuk mempertahankan hidupnya, juga dianalisis penyebarannya, perkembangan, hubungan dan interaksinya secara keruangan.
Makalah Geografi "TRANSMIGRASI"
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat pemerintahan Orde Baru, pemerintah gencar melaksanakan program transmigrasi, dengan tujuan untuk meratakan penduduk di Indonesia dan juga untuk menyejahterakan rakyat. Harapannya, rakyat dapat hidup lebih layak hidup di perantauan. Hal ini dilihat dari luasnya negara Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau sehingga terlihat perbedaan yang mencolok dalam hal pembangunan, pemusatan penduduk dan berbagai perbedaan antar etnis dan kultur, dan karena pemusatan pembangunan di daerah Jawa.
Perbedaan sumberdaya alam disetiap daerah juga menjadi faktor di adakannya transmigrasi, serta kepiawaian masyarakat Jawa dalam mengolah tanah juga dijadikan pertimbangan mengapa suku Jawa menjadi objek transmigrasi. Selain itu, pulau Jawa merupakan pulau yang padat penduduk. Banyak masalah yang dihadapi oleh masyarakatnya, terutama masalah lapangan kerja. Sebagimana kita ketahui bahwa Jawa merupakan pusat pemerintahan dan juga pusat Pembangunan, industri-industri banyak yang tumbuh dan berkembang di Jawa, perusahaan asing juga telah merelokasikan perusahaannya di Jawa, dengan pertimbangan transportasi yang mudah dijangkau. Namun, itu semua belum dapat menampung tenaga kerja yang tersedia di Jawa. Tindakan yang solutif yaitu, diadakannya program transmigrasi. Dengan harapan, para pencari kerja dan para masyarakat yang lain, dapat hidup lebih layak di pulau lain yang jarang penduduknya, namun memiliki sumberdaya alam yang lebih melimpah tetapi belum dikelola secara maksimal.
Pembangunan transmigrasi yang ada hingga saat ini sebetulnya sudah dirintis sejak jaman penjajahan Hindia Belanda tahun 1905 dengan sebuah program kolonisasi. Kemudian sejak jaman kemerdekaan telah berlangsung sejak tengah abad yang lalu dan dijadikan sebagai salah satu strategi pembangunan sejak berdirinya depertemen tenaga kerja, Koperasi dan transmigrasi pada tanggal 12 desember 1950. Departemen atau lembaga yang menaganipun juga sering ganti-ganti sesuai dengan perubahan politik yang terjadi di Negara ini. Hingga saat ini sudah tiga belas kali depertemen yang menangani berganti-ganti
Tidak bisa dipungkiri dalam prakteknya transmigrasi menimbulkan berbagai masalah serius yang membutuhkan solusi serius. Memang dapat dipahami penanganan masalah transmigrasi bukan sekadar menyiapkan lahan untuk menampung transmigran dan memindahkan penduduk dari daerah asal ke tempat yang baru. Penanganan masalah transmigrasi jauh lebih luas dan lebih rumit, karena berkaitan erat dengan pembangunan daerah, kesiapan calon transmigran, supaya mempersiapkan masyarakat penerima transmigran.
Perbedaan sumberdaya alam disetiap daerah juga menjadi faktor di adakannya transmigrasi, serta kepiawaian masyarakat Jawa dalam mengolah tanah juga dijadikan pertimbangan mengapa suku Jawa menjadi objek transmigrasi. Selain itu, pulau Jawa merupakan pulau yang padat penduduk. Banyak masalah yang dihadapi oleh masyarakatnya, terutama masalah lapangan kerja. Sebagimana kita ketahui bahwa Jawa merupakan pusat pemerintahan dan juga pusat Pembangunan, industri-industri banyak yang tumbuh dan berkembang di Jawa, perusahaan asing juga telah merelokasikan perusahaannya di Jawa, dengan pertimbangan transportasi yang mudah dijangkau. Namun, itu semua belum dapat menampung tenaga kerja yang tersedia di Jawa. Tindakan yang solutif yaitu, diadakannya program transmigrasi. Dengan harapan, para pencari kerja dan para masyarakat yang lain, dapat hidup lebih layak di pulau lain yang jarang penduduknya, namun memiliki sumberdaya alam yang lebih melimpah tetapi belum dikelola secara maksimal.
Pembangunan transmigrasi yang ada hingga saat ini sebetulnya sudah dirintis sejak jaman penjajahan Hindia Belanda tahun 1905 dengan sebuah program kolonisasi. Kemudian sejak jaman kemerdekaan telah berlangsung sejak tengah abad yang lalu dan dijadikan sebagai salah satu strategi pembangunan sejak berdirinya depertemen tenaga kerja, Koperasi dan transmigrasi pada tanggal 12 desember 1950. Departemen atau lembaga yang menaganipun juga sering ganti-ganti sesuai dengan perubahan politik yang terjadi di Negara ini. Hingga saat ini sudah tiga belas kali depertemen yang menangani berganti-ganti
Tidak bisa dipungkiri dalam prakteknya transmigrasi menimbulkan berbagai masalah serius yang membutuhkan solusi serius. Memang dapat dipahami penanganan masalah transmigrasi bukan sekadar menyiapkan lahan untuk menampung transmigran dan memindahkan penduduk dari daerah asal ke tempat yang baru. Penanganan masalah transmigrasi jauh lebih luas dan lebih rumit, karena berkaitan erat dengan pembangunan daerah, kesiapan calon transmigran, supaya mempersiapkan masyarakat penerima transmigran.
Subscribe to:
Posts (Atom)