Wednesday 30 October 2013
SEJARAH PERKEMBANGAN GEOGRAFI
SEJARAH
PERKEMBANGAN GEOGRAFI
Geografi di zaman Yunani
Zaman ini merupakan zaman awal perkembangan ilmu geografi. Ilmu geografi ini timbul karena usaha
untuk mengetahui dari mana atau asal usul dari negeri serta penduduk yang hidup pada zaman tersebut. Ilmu sejarah yang mempunyai seorang tokoh bernama Herodotus sebagai bapak sejarah, mengungkapkan bagaimana seluk beluk keadaan suatu tempat atau topografi serta menerangkan sebab terjadinya. Itulah mengapa Herodotus juga disebut sebagai bapak geografi. Dalam hal ini Herodotus membahas tentang lembah sungai Nil dengan tanahnya yang subur terutama pada daerah delta sungai Nil.
Eratosthenes (176-194 SM) memastikan bahwa bumi berbentuk seperti bola dengan ukuran-ukurannya secara detail. Setelah itu dibentuk susunan garis lintang serta garis bujur bola bumi untuk menentukan letak suatu lautan, negeri, serta tempat lain meskipun masih dalam model yang sederhana sehingga lahirlah peta. Dengan adanya perubahan pola cuaca dan perbedaan iklim maka disusun sistem permusiman berdasarkan garis lintang serta garis bujur tersebut iklim digolongkan menjadi beberapa macam.
Geografi di zaman Romawi
Perkembangan ilmu geografi yang diwariskan dari zaman Yunani ini melahirkan geografi kuno yang dipelopori oleh Strabo (64 SM – 20M) yang menulis buku Geographia. Buku tersebut berisi tentang uraian tentang dunia beserta isinya.
Tokoh lain yang berperan pada zaman ini adalah Ptolomeus yang membahas tentang aspek matematis dalam geografi dan kemudian menerapkannya pada peta dan lokasinya. Posidonius kemudian berusaha lebih teliti dari Eratothenes dalam menentukan keliling bumi yang akhirnya diperoleh ukurannya hanya berselisih 7000 mil dari ukuran sekarang.
Makalah Geografi "ANTROPOSFER"
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Minat terhadap masalah pendudukan telah berkembang di Indonesia. Masalah penduduk saat ini menjadi sangat penting, karena masalah yang timbul sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk mengundang tuntutan-tuntutan yang lebih besar lagi. Tuntutan tersebut menyangkut kelangsungan hidupnya.
Pertumbuhan penduduk yang cepat menyebabkan timbulnya masalah-masalah yang menyangkut segi social, ekonomi, politik, bahkan kebudayaan. Dalam uraian ini akan dijelaskan mengenai kependudukan, baik itu pengertian dasar kependudukan sebagai factor bertambah dan berkurangnya penduduk, serta masalah kependudukan yaitu masalah yang timbul dari pertumbuhan penduduk itu sendiri, termasuk keadaan Indonesia
Geografi sebagai ilmu pengetahuan yang pernah disebut sebagai induk ilmu pengetahuan (mother of sciences) mengalami pasang-surut peranannya untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan.
Antroposfer adalah salah satu obyek material dari kajian geografi yang membahas mengenai dinamika manusia yang meliputi kelahiran, kematian, dan migrasi. Antroposfer mempelajari tentang kondisi demografis suatu wilayah yang meliputi jumlah penduduk, kepadatan penduduk, pertumbuhan penduduk, dan lain-lain. Pengertian yang diperkenalkan oleh Eratosthenes, geografi merupakan ilmu yang mendeskripsikan manusia dengan lingkungan alam di wilayah-wilayah tertentu berdasarkan data dan informasi yang diperoleh. Pengkajian geografi berkaitan dengan aspek alam tentang tempat terjadinya gejala dan aspek manusia penghuni alam tersebut. Karl Ritter menyatakan bahwa geografi mempelajari bumi sebagai tempat tinggal manusia. Pengertian tersebut sudah termasuk aktivitas manusia untuk mempertahankan hidupnya, juga dianalisis penyebarannya, perkembangan, hubungan dan interaksinya secara keruangan.
Makalah Geografi "TRANSMIGRASI"
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat pemerintahan Orde Baru, pemerintah gencar melaksanakan program transmigrasi, dengan tujuan untuk meratakan penduduk di Indonesia dan juga untuk menyejahterakan rakyat. Harapannya, rakyat dapat hidup lebih layak hidup di perantauan. Hal ini dilihat dari luasnya negara Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau sehingga terlihat perbedaan yang mencolok dalam hal pembangunan, pemusatan penduduk dan berbagai perbedaan antar etnis dan kultur, dan karena pemusatan pembangunan di daerah Jawa.
Perbedaan sumberdaya alam disetiap daerah juga menjadi faktor di adakannya transmigrasi, serta kepiawaian masyarakat Jawa dalam mengolah tanah juga dijadikan pertimbangan mengapa suku Jawa menjadi objek transmigrasi. Selain itu, pulau Jawa merupakan pulau yang padat penduduk. Banyak masalah yang dihadapi oleh masyarakatnya, terutama masalah lapangan kerja. Sebagimana kita ketahui bahwa Jawa merupakan pusat pemerintahan dan juga pusat Pembangunan, industri-industri banyak yang tumbuh dan berkembang di Jawa, perusahaan asing juga telah merelokasikan perusahaannya di Jawa, dengan pertimbangan transportasi yang mudah dijangkau. Namun, itu semua belum dapat menampung tenaga kerja yang tersedia di Jawa. Tindakan yang solutif yaitu, diadakannya program transmigrasi. Dengan harapan, para pencari kerja dan para masyarakat yang lain, dapat hidup lebih layak di pulau lain yang jarang penduduknya, namun memiliki sumberdaya alam yang lebih melimpah tetapi belum dikelola secara maksimal.
Pembangunan transmigrasi yang ada hingga saat ini sebetulnya sudah dirintis sejak jaman penjajahan Hindia Belanda tahun 1905 dengan sebuah program kolonisasi. Kemudian sejak jaman kemerdekaan telah berlangsung sejak tengah abad yang lalu dan dijadikan sebagai salah satu strategi pembangunan sejak berdirinya depertemen tenaga kerja, Koperasi dan transmigrasi pada tanggal 12 desember 1950. Departemen atau lembaga yang menaganipun juga sering ganti-ganti sesuai dengan perubahan politik yang terjadi di Negara ini. Hingga saat ini sudah tiga belas kali depertemen yang menangani berganti-ganti
Tidak bisa dipungkiri dalam prakteknya transmigrasi menimbulkan berbagai masalah serius yang membutuhkan solusi serius. Memang dapat dipahami penanganan masalah transmigrasi bukan sekadar menyiapkan lahan untuk menampung transmigran dan memindahkan penduduk dari daerah asal ke tempat yang baru. Penanganan masalah transmigrasi jauh lebih luas dan lebih rumit, karena berkaitan erat dengan pembangunan daerah, kesiapan calon transmigran, supaya mempersiapkan masyarakat penerima transmigran.
Perbedaan sumberdaya alam disetiap daerah juga menjadi faktor di adakannya transmigrasi, serta kepiawaian masyarakat Jawa dalam mengolah tanah juga dijadikan pertimbangan mengapa suku Jawa menjadi objek transmigrasi. Selain itu, pulau Jawa merupakan pulau yang padat penduduk. Banyak masalah yang dihadapi oleh masyarakatnya, terutama masalah lapangan kerja. Sebagimana kita ketahui bahwa Jawa merupakan pusat pemerintahan dan juga pusat Pembangunan, industri-industri banyak yang tumbuh dan berkembang di Jawa, perusahaan asing juga telah merelokasikan perusahaannya di Jawa, dengan pertimbangan transportasi yang mudah dijangkau. Namun, itu semua belum dapat menampung tenaga kerja yang tersedia di Jawa. Tindakan yang solutif yaitu, diadakannya program transmigrasi. Dengan harapan, para pencari kerja dan para masyarakat yang lain, dapat hidup lebih layak di pulau lain yang jarang penduduknya, namun memiliki sumberdaya alam yang lebih melimpah tetapi belum dikelola secara maksimal.
Pembangunan transmigrasi yang ada hingga saat ini sebetulnya sudah dirintis sejak jaman penjajahan Hindia Belanda tahun 1905 dengan sebuah program kolonisasi. Kemudian sejak jaman kemerdekaan telah berlangsung sejak tengah abad yang lalu dan dijadikan sebagai salah satu strategi pembangunan sejak berdirinya depertemen tenaga kerja, Koperasi dan transmigrasi pada tanggal 12 desember 1950. Departemen atau lembaga yang menaganipun juga sering ganti-ganti sesuai dengan perubahan politik yang terjadi di Negara ini. Hingga saat ini sudah tiga belas kali depertemen yang menangani berganti-ganti
Tidak bisa dipungkiri dalam prakteknya transmigrasi menimbulkan berbagai masalah serius yang membutuhkan solusi serius. Memang dapat dipahami penanganan masalah transmigrasi bukan sekadar menyiapkan lahan untuk menampung transmigran dan memindahkan penduduk dari daerah asal ke tempat yang baru. Penanganan masalah transmigrasi jauh lebih luas dan lebih rumit, karena berkaitan erat dengan pembangunan daerah, kesiapan calon transmigran, supaya mempersiapkan masyarakat penerima transmigran.